watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

KORBAN JAMAN

"Maa.. Mamaa.." Adi (16 tahun) memanggil
ibunya (Sri, 42 tahun) yang memang sudah 2
hari selalu di rumah, karena cuti selama 12 hari
kerja untuk mengurus pernikahan kakak
perempuan Adi yang bernama Surti (22 tahun).
Ternyata ia tidak mendapat jawaban, lalu
terdengar langkah orang berjalan mendekati diri
Adi, ternyata Sasma, pembatunya yang sudah
bekerja di rumah Adi sejak 4 tahun yang lalu
(waktu itu Adi berusia 12 tahun).
Bersamaan dengan meninggalnya ayah Adi
karena kecelakaan lalu lintas, Ibu Adi mengambil
keputusan untuk bekerja, karena alasan untuk
mempertahankan kehidupan keluarga dan
membiayai sekolah anak-anaknya. Sejak saat itu
mereka tinggal hanya berempat termasuk
Sasma.
"Nyonya sedang tidur Den.., di kamar atas.. Kata
nyonya, kalo Den Adi ada perlu bangunin aja.."
"Iya deh Bi.. nanti saya ke atas.."
Adi membuka sepatunya dan melangkah ke
lantai atas rumahnya. Adi berniat mengetuk
pintu, tapi ia mengurungkan niatnya karena
dilihatnya bahwa pintu kamar ibunya tidak
tertutup dengan sempurna, sehingga masih
terdapat celah yang cukup besar untuk melihat
keadaan di dalam kamar.
Adi mencoba mengintip ke dalam kamar, dan
terdiam sesaat karena melihat ibunya sedang
tertidur lelap dan roknya tersingkap sampai ke
perut. Terlihat ibunya mengenakan celana dalam
yang terbuat dari nylon, dan terlihat sangat
menggairahkan. Adi memang sudah biasa
melihat pemandangan seperti ini, bahkan ia
sering melihat ibunya bila sedang ganti pakaian,
dan Sri memang tidak memperdulikan
keberadaan anaknya pada saat ia sedang dalam
keadaan setengah telanjang. Sri memang
berumur kepala empat, tetapi ia sangat menjaga
kebugaran tubuhnya dengan selalu mengikuti
latihan-latihan aerobic di kantornya, jadi
meskipun sudah berumur, Sri masih memiliki
tubuh yang indah dan sexy, itulah sebabnya Adi
mengagumi ibunya.
Tetapi kali ini Adi merasakan ada perasaan lain
yang menjalar di seluruh tubuhnya, ia membuka
pintu dengan perlahan dan masuk dengan
mengendap-endap, dengan harapan bahwa
kedatangannya tidak diketahui oleh Sri. Mata Adi
menatap nanar ke arah selangkangan Sri, terlihat
dengan jelas gundukan yang menyembul
lembut di balik bahan nylon putih, dan terlihat
samar-samar bulu-bulu hitam yang membuat
Adi menelan ludah.
Adi mencoba ingin menyentuh paha mulus Sri,
tapi sejenak ia mengurungkan niatnya, dan ia
sempat berpikir akibat perbuatan yang akan
dilakukannya. Ia merasa takut kalau-kalau
nantinya Sri akan marah dan menghukum
dirinya, dan Adi berusaha menekan nafsunya
dengan berkata dalam hati bahwa apa yang
dilakukannya adalah salah, karena Sri adalah ibu
kandungnya. Adi tetap berdiri di sebelah tempat
tidur dengan pandangan matanya tidak lepas
dari tubuh Sri.
Entah setan apa yang mempengaruhinya, Adi
mengulurkan tangannya dan mulai mengelus-
elus paha Sri. Pada saat elusan tangan Adi
hampir sampai ke pangkal paha ternyata Sri
terbangun dan lagnsung menarik diri mengambil
posisi duduk di atas kasur sambil membereskan
pakaiannya. Adi terperanjat dan ketakutan
setengah mati, tapi apa mau dikata, semuanya
telah terjadi, Adi terdiam menunggu apapun
yang akan terjadi selanjutnya.
"Kamu sudah pulang sekolah..? Mama pikir
siapa..," Sri menegur Adi dengan nada yang
sama sekali tidak terlihat marah.
Mendengar nada bicara ibunya, Adi yakin bahwa
ibunya tidak marah kepadanya, Adi hanya
mengangguk menjawab pertanyaan ibunya.
"Kamu sudah makan..?" tanya Sri.
"Belon nih Ma.. Tapi Adi sudah jajan Mie Ayam
disekolahan, jadi masih kenyang..," jawab Adi
sambil mengambil posisi duduk di pinggiran
tempat tidur.
Adi duduk sambil memandang ke arah dada Sri
yang memang tidak memakai bra. Sri
menyadari bahwa anak sebaya Adi memang
sedang terobsesi dengan lawan jenis.
Dengan tersenyum dan mengusap pipi Adi, Sri
berkata, "Kamu liat apa sih, ko sampe bengong
gitu..?"
"Ah nggak Ma.." jawab Adi grogi.
"Wajar ko, kalo seusia kamu berbuat seperti itu,
tapi jangan ke Mama, soalnya Mama kan ibu
kamu.."
"Adi kan cuma liat Ma.."
"Apa yang kamu liat..? Waktu kecil kamu minum
susu dari sini." kata Sri sambil memegang tete
sebelah kiri dengan tangan kanannya.
"Kalo sekarang susunya masih ada nggak Ma..?"
Adi bertanya dengan lugu dan manjanya.
"Ya.. enggak lah.."
"Boleh nggak Adi cobain nyusu lagi..? Kan Adi
udah lupa rasanya.."
"Ih.. kamu ini apa sih, udah gede ko masih
kolokan.."
"Ya Mama.. sebentar.. ajaa.. Ya Ma.. Yaa..?"
Sri berpikir sejenak sebelum memberi
keputusan, Sri memang berpikir bahwa
permintaan Adi menyalahi aturan, tapi ia tidak
ingin mengecewakan Adi, toh tidak ada salahnya
kalau cuma sebentar pikir Sri.
Sri lalu mengangguk tanda setuju dan membuka
bagian atas dasternya, dan mengeluarkan
payudaranya sambil berkata, "Tapi kamu janji
cuman sebentar yaa.."
Adi tersenyum dan mendekatkan mulutnya ke
arah puting susu Sri.
Saat mulut Adi mengulum, Sri merasakan
seluruh tubuhnya bagai tersengat aliran listrik,
karena memang sudah empat tahun ia tidak
merasakan bagian-bagian sensitif di tubuhnya
disentuh oleh laki-laki. Adi bukan cuma
mengulum, tetapi juga memainkan lidahnya di
sekitar puting susu Sri, Sri menikmatinya untuk
sesaat dan dia berusaha mendorong Adi yang
mulai keasikan. Adi menahan dorongan Sri dan
tetap pada posisi mengulum puting Sri.
"Adi.. cukup sayang.., udahan yaa..!"
Adi tidak menjawab dan tetap pada aksinya,
malah Adi memberanikan diri menambah
aksinya dengan mengelus paha ibunya. Sri
mendorong Adi dengan sekuat tenaga sampai
Adi terjatuh ke lantai. Sri membalikkan badan
dan tidur telungkup sambil membenamkan
wajahnya ke bantal. Adi berdiri dan berjalan ke
arah lain sisi tempat tidur, dan duduk di tepian
tempat tidur. Kini posisi Adi dan Sri saling
membelakangi.
Adi berusaha memecahkan keheningan di dalam
kamar itu dengan bertanya, "Mama marah sama
Adi Ya..? Maafin Adi ya Maa.. Adi janji nggak lagi-
lagi deh Ma.."
"Mama nggak marah ko Di.. Mama cuma inget
sama Papa, dan Mama takut.. keterusan, lagipula
apa yang kita lakukan tadi tidak dibenarkan."
Adi lalu naik ke tempat tidur dan berbaring di
sebelah Sri yang masih membelakanginya, lalu
Adi memeluk Sri dari belakang sambil mencium
pipi Sri.
"Adi sayang sama Mama dan nggak mau Mama
sedih karena inget sama Papa," sambil berkata
Adi nekat mencium bagian belakang telinga Sri
dan tangannya mengelus buah pantat Sri.
Kembali Sri terasa distrum dan membiarkan
tangan Adi yang meremas dan mengelus buah
pantatnya. Tanpa sepengetahuan ibunya yang
memang menghadap membelakangi Adi, Adi
membuka resleuting celananya dan mencopot
celananya sampai tinggal hanya celana dalam
yang tersisa. Adi kemudian menyilangkan
tangannya ke depan dan meremas payudara Sri,
sementara itu Adi menempelkan barangnya
yang tampak menyembul ke belahan pantat Sri
yang masih terbungkus CD. Sesaat kemudian
Adi membalikkan tubuh Sri hingga telentang dan
mengangkat daster Sri bagian bawah sampai ke
atas, dan Sri hanya diam dan mengikuti semua
gerakan Adi.
Kini Sri hanya tinggal mengenakan CD, Adi
membuka pakaiannya dan keadaan Adi kini pun
tinggal hanya mengenakan CD. Adi menindih
tubuh Sri dan menempelkan barangnya yang
masih terbungkus CD tepat di atas barang Sri
yang juga masih terbungkus CD. Adi kembali
mengulum puting susu Sri dan terus menjilat
sampai ke perut, dan pada akhirnya sampai ke
bawah pusar Sri. Adi menarik CD Sri ke bawah,
dan Sri pun mengangkat pantatnya sehingga
memudahkan Adi dalam membuka CD ibunya.
Adi kembali menjilati perut Sri yang akhirnya ke
paha dan mulai ke bagian sekitar pangkal paha.
Sri mendesah karenanya, "Shhshh.. Ouhh Adi..
Jilatin barang Mama sayang.. ouh..!"
Adi terus menjilat, dan akhirnya Adi menjilati
kemaluan Sri, "Adi.. enak sekali sayang.. oohh.."
Adi terus menjilati dengan semangat, dan
akhirnya Sri sampai pada puncaknya.
"Adi.. Mama keluar.. sayaang..!"
Ternyata baik Sri maupun Adi sudah dirasuki
nafsu yang sangat mendalam, Sri menarik
tangan Adi pertanda ia ingin merubah posisi. Ia
membiarkan Adi berbaring, sementara ia duduk
bersimpuh di tempat tidur dan menarik CD Adi
sampai terbuka. Lalu Sri mengulum kepala
kemaluan Adi.
"Ma.. enak Ma.. teruss Ma.. ouuhh.."
Mendengar Adi mendesah sedemikian rupa,
nafsu Sri kembali bangkit dan dia mengambil
posisi menduduki barang Adi dan menuntunnya
masuk ke dalam vaginanya.
"Oooh.. Adi.. kenapa nggak dari dulu sayaang..
Mama kangen.. sekali pingin ngerasain seperti
ini.."
"Iya Ma.. ouhh.. enak Ma.. sshhsshh.."
Ternyata karena sudah lama tidak bersetubuh,
Sri sangat terobsesi dengan keadaan dimana ia
dan Adi sedang menikmati permaianan sex,
sehingga ia tidak dapat mempertahankan
perasaannya dan sangat mudah sekali mencapai
orgasme.
"Adii.. mama keluar lagi Adi..oouuhhgg.."
Adi mengambil inisiatif untuk merubah posisi, ia
membalikkan tubuh ibunya, dan kini posisi Adi
ada di atas tubuh ibunya. Adi mengocok keluar
masuk kemaluannya dengan sangat penuh
perasaan karena ia tidak ingin menyakiti ibunya.
Karena kelembutan yang diberikan Adi, Sri
kembali terangsang dan menggoyangkan
pantatnya.
"Sshhss.. Adii.. kamu kuat sekali.. persis seperti
Papamu.. ouuhhgg.. terus sayang.. shhgg..!"
Adi melepaskan kemaluanya, dan menarik
tangan Sri untuk mengambil posisi menungging.
Sri mengikutinya, kini mereka dalam posisi
doggy style. Adi memasukkan kembali
kemaluannya dan memompanya maju mundur.
Sambil menggoyangkan maju mundur, Adi
memasukkan ibu jari kanannya ke mulut, dan
membasahkannya dengan ludah. Setelah basah,
Adi memasukkan ibu jarinya ke dubur Sri.
"Adi.. auw.. ngapain kamu.. ouhhgg.."
"Tapi enak kan Ma.. shh.."
"Iya sayang.. ouughh..!"
Adi membenamkan semua ibu jarinya ke dubur
Sri, Sri menggelinjang keenakan, semua lubang
yang ada di selangkangannya sekarang terisi. Ia
merasakan disetubuhi oleh dua orang.
"Adii.. ough.. Adi.. Mama mo keluar lagi
sayang.."
"Kita bareng ya Ma.., Adi juga mau sampe..
oouughh..! Adi keluar Maa.."
Sri menggoyangkan pantatnya dengan cepat,
dan terasa ada cairan hangat yang menyembur
di dalam tubuhnya.
"Mama keluar juga sayang.."
Dan akhirnya mereka berdua terkulai lemas, Adi
mencium kening Sri dan berkata, "Adi sayaang
deh sama Mama.."
Sri hanya tersenyum karena masih terbayang
kenikmatan yang baru saja ia rasakan.
"Boleh nggak kalo kapan-kapan kita begini lagi..?"
tanya Adi sambil memelas.
Sri mengangguk dan berkata, "Boleh sayang..
kapan pun kamu mau, kamu tinggal bilang, tapi
janji jangan sampai orang lain tau."
Demikianlah semenjak kejadian itu Adi dan Sri
sering melakukannya setiap ada kesempatan.
Nantikan cerita selanjutnya yang pasti akan lebih
seru, karena Surti kakak Adi dan pembantunya
Sasma turut ikut serta dalam skandal dalam
keluarga itu, dan juga suami Surti kelak.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/693
U-ON

inc Powered by Xtgem.com